AUDIT SIKLUS PRODUKSI dan PERSONALIA
Siklus
produksi (production cycle) meliputi perencanaan serta pengendalian produksi
dari jenis-jenis dan kuantitas barang yang akan diproduksi, tingkat persediaan,
serta transaksi dan peristiwa yang berkaitan dengan proses pabrikasi. Transaksi yang
terjadi dalam siklus ini dimulai pada saat bahan baku diminta untuk produksi,
dan berakhir ketika barang yang diproduksi ditranfer kebarang jadi.
Tujuan Audit
Dua kelompok tujuan audit
adalah : (1) tujuan audit atas kelompok transaksi yang berkaitan dengan
transaksi pabrikasi dan (2) tujuan audit atas saldo akun yang berkaitan dengan
saldo persediaan serta harga pokok penjualan.
Kategori asersi
|
Tujuan audit atas kelompok
transaksi
|
Tujuan audit atas saldo akun
|
Keberadaan atau keterjadian
Kelengkapan
Hak dan Kewajiban
Penilaiaan atau alokasi
Penyajian atau pengungkapan
|
Transaksi pabrikasi yang dicatat menyajikan bahan,
tenaga kerja, dan overhead yang ditransfer ke produksi serta pemindahan
produksi yang sudah selesai ke barang jadi selama periode berjalan
Semua transaksi pabrikasi yang terjadi selama periode
berjalan sudah dicatat
Entitas memegang hak atas persediaan yang berasal dari
transaksi pabrikasi yang dicatat
Transaksi pabrikasi telah dijurna, dan diposting dengan
benar
Rincian transaksi pabrikasi mendukung penyajian dalan
laporan keuangan termasuk klasifikasi dan pengungkapan
|
Persediaan yang tercetak dalam neraca secara fisik ada.
Harga pokok penjualan menunjukkan harga pokok barang
yang dijual selama periode berjalan.
Persediaan mencakup semua bahan, produk dan
perlengkapan yang ada di tangan pada tanggal nerca.
Harga pokok penjualan mencakup semua transaksi
penjualan selama periode berjalan.
Entitas pelapor memegang hak milik atas persediaan pada
tanggal neraca.
Persediaan telah dinyatakan dengan tepat pada harga
yang terendah
Harga pokok penjualan didasarkan pada penerapan metode
arus biaya yang berlaku secara konsisten.
Persediaan dan harga pokok penjualan telah
diidentifikasi secara tepat dalam laporan keuangan
Pengungkapan yang berhubungan dengan dasar penilaian
dan pengagunan atau penjaminan persediaan sudah memadai.
|
Menggunakan pemahaman tentang bisnis dan industri untuk mengembangkan
strategi audit
Bagi banyak
perusahaan persediaan pabrikasi merupakan proses inti dan kemampuan entitas itu
untuk menghasilkan laba tergantung pada seberapa baik proses pabrikasi ini
dikelola. Setiap industri memiliki sifat yang unik, sehingga sangat penting
untuk memahami keadaan klien dan menemukan bukti yang cukup guna mendukung
pendapat mengenai kewajaran penyajian laporan keuangan.
Materialitas, Risiko inheren, dan Prosedur Analitis
Materialitas
Pertimabangan
utama dalam mengevaluasi alokasi materialitas adalah penentuan besarnya salah
saji yang akan mempengaruhi keputusan pemakai laporan keuangan. Pertimbangan
skunder adalah hubungannya dengan biaya untuk mendeteksi kesalahan.
Risiko Inheren
Untuk pabrik,
pedagang grosir, atau pedagang eceran persediaan dapat dinilai sebesar atau
mendekati maksimum karena beberapa alasan, antara lain :
- Volume transaksi pembelian, pabrikasi dan penjualanyang mempengaruhi akun-akun ini biasanya tinggi sehingga meningkatkan peluang terjadinya salah saji.
- Sangat beragamnya jenis persediaan mungkin saja menimbulkan masalah khusus dalam menentukan kualitas dan nilai pasarnya.
- Persediaan mungkin dijual dengan perjanjianretur atau pembelian kembali.
Prosedur Analitis
Prosedur analitis adalah prosedur
yang murah dari segi biaya dan dapat membuat auditor waspada terhadap potensi
salah saji. Jika persediaan bersifat material bagi audit laporan keuangan, maka
auditor tidak boleh menganggap bahwa prosedur analitis merupakan pengganti
untuk pengujian rincian lainnya, tetapi prosedur ini ias sangat efektif dalam
memusatkan perhatian audit dimana salah saji mungkin terjadi.
Pertimbangan komponen pengendalian internal
Dalam
lingkungan pengendalian, struktur organisasi harus mencakup pejabat yang
bertanggung jawab atas produksi secara keseluruhan. Dengan menduduki jabatan
seperti wakil direktur operasi, pabrikasi, atau produksi orang ini biasanya
mempunyai wewenang atas departemen perencanaan serta pengendalian produksi.
Aktivitas Pengendalian-transaksi pabrikasi
Komponen
aktivitas pengendalian dalam pengendalian internal terdiri dari 4 kategori
aktivitas : (1) pemisahan tugas, pengendalian umum, dan pengendalian aplikasi
(2)pengendalian pemrosesan informasi yang mencakup otorisasi yang tepat (3)
pengendalian fisik (4) penelaahan kinerja dan akuntanbilitas.
Dokumen dan catatan yang umum
Berikut ini disajikian beberapa,
catatan dan file komputer yang lazim digunakan dalam memproses transaksi
pabrikasi antara lain Perintah produksi, laporan kebutuhan bahan, slip
pengeluaran bahan, laporan aktivitas produksi harian, laporan produksi yang
sudah selesai, buku besar pembantu, file induk biaya standar, file induk
persediaan bahan baku, file induk persediaan barang dalam proses, file induk
persediaan barang jadi.
Fungsi-fungsi dan pengendalian terkait
Fungsi-fungsi pabrikasi :
1. Memulai produksi :
§ Merencanakan dan mengendalikan produksi
§ Mengeluarkan bahan baku
2.
Memindah barang :
§ Memproses barang dalam produksi
§ Memindahkan pekerjaan yang sudah
selesai ke barang jadi
§ Melindungi persediaan
3.
Mencatat
transaksi produksi dan persediaan :
§ Menentukan dan mencatat biaya-biaya
pabrikasi
§ Menjaga kebenaran saldo-saldo
persediaan
Pelaksanaan fungsi-fungsi
ini melibatkan beberapa departemen. Pengendalian yang berkaitan dengan produksi
dan pemindahan barang adalah relevan dalam menilai risisko pengendalian untuk
asersi kejadian dan kelengkapan. Pengendalian yang berhubungan dengan
pencatatan transaksi persediaan penting dalam menilai risiko pengendalian untuk
asersi hak dan kewajiban, penilaian serta penyajian dan pengungkapan untuk
transaksi dan persediaan pabrikasi.
Memulai
produksi
1. Merencanakan
dan mengendalikan produksi
Otorisasi
produksi dibuat dalam departemen perencanaan dan pengendaIian produksi
berdasarkan pesanan yang diterima dari pelanggan atau analisis peramalan
penjualan serta kebutuhan persedian. Pendokumentasian, otorisasi dilakukan
dengan menerbitkan perintah produksi benomor urut.
2. Mengeluarkan
bahan baku
Gudang akan menyerahkan bahan baku ke bagian
produksi setelah menerima slip pengeluaran bahan (permintaan) yang dibuat oleh
departemen produksi. Slip ini menunjukkan kuantitas dan jenis bahan yang
dirninta serta nomor perintah yang harus dibebani. Setiap slip harus
ditandatangi oleh pekerja produksi yang berwenang.
Perpindahan Barang
1.
Memproses Barang Dalam Proses
Tenaga kerja
yang digunakan untuk mengerjakan perintah produksi tertentu dicatat dalam tiket
waktu, Fungsi pencatatan waktu ini juga bisa dilakukan dengan mengharuskan
karyawan memasukan tanda pengenal mereka ke dalam terminal komputer, kemudian
mengetik momor perintah produksi setiap kali mereka memulai atau berhenti
mengerjakan suatu pesanan,
2.
Memindahkan
pekerjaan yang sudah selesai ke barang jadi
Apabila
pembaatm barang sudah selesai dan sudah lulus inspeksi akhir, maka disusunlah
sebuah laporan produksi yang sudah selesai. Barang tersebut kemudiaan dikirim
ke gudang barang jadi. Yang menerima tanggung jawab atas barang itu
menandatangani tiket perpindahan.
3.
Melindungi
persediaan
Persediaan pabrikasi sangat rentan dengan pencurian dan
kerusakan Penyimpanan persediaan bahan baku dan barang jadi dalam ruang
terkunci dengan akses yang terbatas pada orang-orang yang diberi otorisasi
mempakan hal yang terpenting dalam meIindungi aktiva ini.
Mencatat Transaksi Pabrikan dan
Persediaan
1.
Menentukan dan mencatat biaya
pabrikan
Fungsi ini menyangkut hal-hal sebagai
berikut:
a. Membebankan bahan langsung dan tenaga
kerja langsung ke barang dalam proses
b. Mengenakan overhead pabrikasi ke
barang dalam proses
c. Memindahkan biaya diantara deprtemen
produksi
d, memindahkan biaya produksl yang
sudah selesai ke barang jadi
2.
Mempertahankan
kebenaran salda-saldo persediaan
Dalam hal
mempertahankan saldo-saldo persediaan melibatkan 3 aktifitas. yaitu:
a. Dilakukan perhitungan periodik yang
independent terhadap persediaan yang ada di tangan dan membandingkan dengan
kuantitas yang dicatat.
b. Dilakukan pengecekan periodic yang
independent terhadap kesesuaian antara Jumlah yang tercatat dalam file bahan
baku, barang dalam proses dan barang jadi.
c. Inspeksi periodik terhadap kondisi
persediaan dan penelaahan manajemen atas laporan aktivitas persediaan
Pengendalian Manajemen
Pengendalian manajemen digunakan untuk memantau setiap
fungsi. Apabila manajemen ditetapkan sebagai pihak yang bertanggungjawab atas
penggunaan sumber daya pada setiap tahap produksi, maka kemungkinan terjadinya
kesalahan yang tidak disengaja akan diperkecil.
Memperoleh pemahaman dan menilai risiko pengendalian
Dalam memperoleh pemahaman dan mendokumentasikan tentang
bagian-bagian dari komponen pengendalian internal yang relevan dengan transaksi
pabrikasi, auditor menggunakan prosedur yang sama seperti transaksi lain.
Prosedur ini meliputi:
- Review atas pengalamam sebdumnya dengan klien yang bersangkutan
- Pengajuan pertanyaan kepada manajemen serta personil produksi
- Pemeriksaan dokumen dan catatan produksi
- Pengamatan atas aktivitas dan kondisi produksi
Prosedur ini juga mencakup penggunaan kuesioner pengendalian internal,
bagan arus, dan memorandum naratif.
Pengujian substantif atas saldo persediaan
Bagian ini berhubungan dengan pengujian substantif atas
persediaan barang dagang yang dibeli dan disimpan oleh pedagang grosir serta
eceran dan juga persediaan bahan baku, barang dalam proses, serta barang jadi
yang dimilikj pabrikan.Dalam hal inl juga perlu dipastikan bahwa pemeriksaan
audit atas saldo persediaan harus cukup efisien dan efektif dalam mendapatkan
bukti kompeten yang mencukupi dan harus dipertimbangkan secara cermat penentuan
tingkat resiko deteksi yang dapat diterima dan perancangan pengujian substantif
yang sesuai untuk asersi-asersi persediaan.
Menentukan Risiko Deteksi Uutuk Pengujian Rincian
Spesifikasi auditor mengenai tingkat risiko deteksi yang
dapat diterima untuk pengujian rincian atas asersi-asersi persediaan akan
mencerminkan suatu hubungan terbalik dengan penilaian risiko inheren, risiko
pengendalian, dan risiko prosedur analitis yang relevan yang berkaitan dengan
asersi-asersi itu. Sebagai contoh dalam menilai risiko pengendalian untuk
asersi eksistensi keberadaan pada persediaan barang dagang, auditor akan
memperhitung.kan penilaian risiko pengendaliaanya untuk asersi tersebut bagi
transaksi pembelian yang memperbesar saldo persediaan, sedangkan asersi
kelengkapan untuk transaksi penjualan yang memperkecil saldo persediaan.
Merancang Pengujian Substantif
Pengujian substantif yang mungkin
dilakukan terhadap asersi-asersi saldo persediaan
Kategori
|
Substantive pengujian
|
Prosedur awal
Prosedur analitis
Pengujian rincian transaksi
Pengujian rincian saldo
Pengujian rincian saldo : estimasi
akuntansi
Prosedur yang diwajibkan
Penyajian dan pengungkapan
|
1. Memperoleh
pemahaman mengenai bisnis dan industri dan menentukan:
a. Signifikunsi
harga pokok penjualan dan persediaan.
b. Penggerak
ekonomi utama yang mempengaruhi harga pokok penjualan,marjin kotor dan
kemungkinan keusangan persediaan.
c. Sejauh mana
klien memiliki persediaan konsinyasi (masuk atau keluar).
d. Eksistensi
komitmen pembelian dan konsentrasi aktivitis dengan pemasok.
2.Melakukan prosedur awal atas saldo
dan catatan persediaan yang akan diuji lebih lanjut.
3.Melakukan
prosedur analitis
a.
Menelaah pengalaman dan kecenderungan industri.
b.
memeriksa analisis perputaran
persediaan.
c. Menelaah
hubungan saldo persediaan dengan aktivitas pembelian,produksi, dan penjualan
terakhir
d.
Membandingkan saldo pcrsediaan
dengan volume penjualan yang diantisipasi
4.memvoucing ayat jurnal dalam akun
persediaan ke dokumentasi pendukungnya
5.Menelusuri data dari catatan
pembelian, pabrikasi, produksi yang sudah selesai, dan penjualan ke akun
persediaan.
6.Pengujian pisah batas.
7 Mengamati penghitungan fisik
persediaan yang dilakukan klien.
a.Memutuskan waktu dan
Iuas pengujian.
b.Mengevaluasi kelayakan rencana perhitungan persediaan
klien 8.Menguji akurasi klerikal daftar persediaan.
a. Menghitung kembali total dan perkalian kuantitas
dengan harga per unit.
b.Mene1usuri pengujian perhitungan dll.
9.Menguji penetapan harga persediaan.
a.Memeriksa faktur penjual yang sudah dibayar untuk
persediaan yang dibeli
b.Memeriksa ketetapan tarif tenaga kerja langsung dan
overhead, biaya standar serta disposisi varians yang berhubungan dengan
persediaan yang diproduksi.
10.Mengkomfirmasi persediaan pada lokasi diluar entitas
11. Memenksa perjanjian dan kontrak konsinyansi
12. Mengevaluasi nilai realisasi bersih persediaan
a. memeriksa faktur penjualan setelah akhir tahun dan
melakukan pengujian nilai terendah
antara harga pokok dan harga pasar.
b.Membandingkan persediaan dengan
katalog penjualan dan laporan penjualan tahun berjalan entitas dll.
Observasi atas perhitungan persediaan fisik
13. Membandingkan penyajian da1am laporan dengan GAAP.
a.Mengkonfinnasi perjanjian penjaminan dan pengagunan
persediaan.
b.Menelaah penyajian dan pengungkapan persediaan dalam
konsep laporan keuangan dan menentukan
kesesuaianuya dengan GAAP
|
Prosedur Awal
Salah Satu prosedur awal yang penting adalah menyangkut
usaha untuk mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan industri suatu entitas
guna mcnetapkan konteks untuk mengevaluasi prosedur analitis dan pengujian
rincian. jika klien adalah pabrikan, maka penting untuk memahami bauran biaya
tetap dan biaya variabel yang terlibat dalam proses pabrikasi. Dan jika klien
itu mcrupakan pengecer, maka penting untuk memahami sumber pasokan produk serta
peran yang dimainkan klien dalam mata rantai distribusi ini.
Prosedur Analitis
Hal yang sangat penting dilakukan ketika mengembangkan
ekspektasi yang akan digunakan dalam mengevaluasi data analitis bagi klien
adalah penelaahan atas pengalaman dan kecenderungan industri klien. Sebagai
contoh, dengan mengetahui penurunan yang tajam dalam rasio perputaran
persediaan klien yang mencerminkan keadaan perusahaan tersebut, dapat membantu
auditor untuk menyimpulkan bahwa penurunan itu tidak mengindikasikan kesalahan
yang berhubungan dengan keberadaan data klien yang digunakan dalam menghitung
rasio perputaran persediaan., melainkan mengindikasikan masalah penilaian yang
berkaitan dengan penurunan permintaan yang mungkin akan diikuti oleh menurunnya
harga pasar.
Pengujian Rincian Transaksi
Pengujian ini me1ibatkan prosedur pemeriksaan dokumen
pendukung dan penelusuran uutuk mendapatkan bukti tentang pemrosesan setiap
transaksi yang mempengaruhi saldo persediaan.
- PENGUJIAN AYAT JURNAL ATAS AKUN PERSEDIAAN
Sebagian atau semua jenis pengujian ini dapat dilakukan sebagai bagian dari
pengujian bertujuan ganda selama melaksanakan pekerjaan interim.
Contoh vouching ayat jumal yang tercatat dalam akun persediaan mencakup
pemeriksaan dokumen pendukung.
- Ayat jumal debet dalam persediaan barang dagang atan bahan baku ke faktur penjual, laporan penerimaan, dan pesanan pembelian.
- Ayat jumal debet dalam persediaan barang dalam proses atau barangjadi ke catatan biaya pabrikasi dan laporan produksi.
- Ayat jnrnal kredit pada persediaan barang dagang dan barang jadi ke dokumen dan catatan penjualan.
- Ayat jumal kredit pada persediaan bahan baku dan barang dalam proses ke catatan biaya pabrikasi dan laporan produksi.
Pcngujian rincian saldo
MENGAMATI PERHITUNGAN TJERSEDIAAN FlSIK KLIEN
Prosedur ini diwajibkan apabila persediaan merupakan ha1
yang material bagi laporan keuangan sebuah perusahaan.
SAS 1 (AU 331.09),piutang dan persediaan,mcnyatakan bahwa
dari pengujian substantive ini auditor akan memperoleh pengetahuan langsung
mengenai efektifitas perhitungan persediaan klien serta tingkat keandalan yang
dapat diberikan atas asersi manajemen sehubungan dengan kuantitas dan kondisi
fisik persediaan.
PENETAPAN WAKTU DAN LUAS PENGUJIAN
Penetapan waktu tergantung pada system persediaan yang
dianut klien dan efektifitas pengendalian internal. Dalam systcm persediaan
periodic, kuantitas ditentukan melalui perhitungan fisik,dan semua perhitungan
telah ditentukan pada tanggal tertentu yang mendekati
tanggal neraca.
Dalam system persediaan
perpektual dengan pengendalian internal yang efekiif,perhitungan fisik dapat
dilakukan dan dibandingkan dengan catatan persediaan pada tanggal interim.Dalam kasus ini prosedur ini dapat dilakukan
selama atau setelah akhir periode yang diaudit.
RENCANA PERHITUNGAN PERSEDIAAN
Perhitungan persediaan fisik dilakukan sesuai dengan
rencana atau daftar intruksi,yang mencakup hal-hal seperti :
· Nama karyawan
yang bertanggung jawab untuk mengawasi
perhitungan persediaan
·
Tanggal perhitungan
·
Lokasi-lokasi yang dihitung
· Intruksi
terinci mengenai perhitungan akan dilakukan
· Penggunaan dan
pengendalian label persediaan bernomor urut serta lembar ikhtisar
· Ketentuan
mengenai penangangan penerimaan,pengirman dan perpindahan barang
· Pemisahan atau
identitikasi barang yang bukan milik klien.
MELAKSANAKAN PENGUJIAN
· Meneliti
kecermatan para karyawan klien mengikuti rencana perhitungan persediaan.
· Memastikan
bahwa semua barang dagang telah diberi label.
· Menentukan
label persediaan bernomor urut dan lembar kompilasi telah dikendalikan dengan
semestinya.
· Melakukan
pengujian perhitungan dan menelusuri kuantitas.
· Mewaspadai
wadah-wadah yang kosong yang mungkin ada.
· Mewaspadai
persediaan barang yang rusak dan usang.
· Menilai kondisi
umum persediaan.
· Mengidentifikasi
dokumen penerimaan dan pengiriman terakhir yang digunakan.
· Mengajukan
pertanyaan tentang eksistensi barang persediaan yang lambat pergerakannya.
PERSEDIAAN YANG DITENTUKAN DENGAN SAMPEL STATISTIK
Perhitungan ini harus diamati apabila dianggap perlu
sesuai dengan situasinya. Selain itu auditor harus memperoleh bukti mengenai
kelayakan metode yang digunakan untuk menentukan kuantitas yang diperlukan.
PENGAMATAN PERSEDIAAN AWAL
Auditor mungkin akan ditunjuk sesudah persediaan awal
dihitung atau diminta untuk memberikan laporan mengenai laporan keuangan dari
satu atau lebih periode sebelumnya.
Jika sebelumnya klien belum pernah diaudit, maka auditor
dapat memperoleh kepuasan audit dengan menelaah ikhtisar perhitungan yang
pernah dilakukan klien, menguji transaksi persediaan sebelumnya, dan menerapkan
pengujian laba kotor terhadap persediaan.
DAMPAK TERHADAP LAPORAN AUDITOR
Apabila bukti yang mencukupi belum diperoleh sehubungan
dengan persediaan awal atau auditor tidak bisa mengamati perhitungan persediaan
akhir, maka auditor dilarang untuk mengeluarkan laporan audit satndar.
Audit Siklus Personalia
Siklus
personalia suatu perusahaan meliputi kejadian-kejadian dan kegiatan-kegiatan
yang bersangkutan dengan pemberian kompensasi kepada pimpinan dan pegawai
perusahaan. Siklus personalia berkaitan dengan dua siklus lain. Pembayaran
kompensasi kepada karyawan dan pembayaran pajak penghasilan karyawan yang
dipotong perusahaan dari penghasilan karyawan berhubungan dengan transaksi
pengeluaran kas dalam siklus pengeluaran. Kemudian, pendistribusian biaya
tenaga kerja pabrik ke barang dalam proses berkaitan dengan siklus produksi.
Tujuan
Audit
Tujuan
khusus audit untuk siklus personalia adalah sebagai berikut :
Asersi
|
Tujuan Audit Kelompok Transaksi
|
Tujuan Audit Saldo Rekening
|
Keberadaan
atau keterjadian
|
Biaya
gaji dan upah serta biaya PPh karyawan dalam pembukuan berkaitan dengan
kompensasi atas jasa yang diberikan selama periode yang diaudit
|
Saldo
utang gaji dan upah serta utang PPh karyawan mencerminkan jumlah yang
terutang per tanggal neraca
|
Kelengkapan
|
Biaya
gaji dan upah serta biaya PPh karyawan mencakup semua biaya yang terjadi
untuk jasa personalia selama periode yang diaudit
|
Utang
gaji dan upah serta utang PPh karyawan mencakup semua utang kepada karyawan
dan utang kepada Negara per tanggal neraca
|
Hak dan Kewajiban
|
Utang
gaji dan upah serta utang PPh karyawan adalah kewajiban perusahaan klien
|
|
Penilaian atau Pengalokasian
|
Biaya
gaji dan upah serta biaya PPh karyawa telah dihitung dengan teliti dan telah
dicatat
|
Utang
gaji dan upah serta utang PPh karyawan telah dihitung dengan teliti dan telah
dicatat.
Distribusi
biaya tenaga kerja pabrik telah dihitung dan dicatat dengan benar
|
Penyajian dan Pengungkapan
|
Biaya
gaji dan upah serta biaya PPh karyawan telah diidentifikasi dan dikelompokkan
dengan benar dalam laporan rugi-laba
|
Utang
gaji dan upah serta utang PPh karyawan telah diidentifikasi dengan benar
dalam neraca.
Laporan
keuangan telah memuat pengungkapan yang tepat tentang program pension dan
program benefit lainnya
|
Materialitas, Risko Bawaan, dan Prosedur Analitis
Materialitas
Untuk perusahaan-perusahaan jasa dan perusahaan
professional, jasa personalia biasanya merupakan salah satu pos biaya yang
besar. Pada lembaga-lembaga pendidikan, jasa personalia pada
umumnya merupakan pengeluaran yang utama. Perkembangan yang pesat pada
perusahaan-perusahaan jasa menyebabkan semakin pentingnya peranan tenaga kerja,
sehingga siklus jasa personalia pada banyak perusahaan merupakan bidang audit
yang material. Di lain pihak, saldo rupiah utang gaji dan upah pada umumnya
tidak begitu signifikan, namun pengungkapan yang berkaitan dengan opsi saham
dan program pensiun biasanya merupakan pengungkapan yang material.
Risko Bawaan
Auditor umunya tidak begitu khawatir dengan asersi
kelengkapan pada siklus personalia, karena kebanyakan pegawai akan segera
beraksi untuk menagih kepada majikannya jika mereka tidak dibayar tepat pada
waktunya. Namun kecurangan (asersi keberadaan atau keterjadian) merupakan
masalah besar bagi auditor. Volume transaksi pembayaran tenaga kerja bisa cukup
tinggi. Pada perusahaan manufaktur, dasar perhitungan upah kotor bisa berupa
waktu dan atau jumlah hasil kerja. Oleh karena itu, perhitungan bisa menjadi
masalah yang kompleks dan risiko bawaan untuk asersi penilaian dan
pengalokasian bisa menjadi tinggi. Sebagai kesimpulan dapat dikatakan bahawa
risiko bawaan cukup tinggi untuk asersi keberadaan atau keterjadian, penilaian
atau pengalokasian,serta penyajian dan pengungkapan.
Prosedur Analitis
Prosedur analitis sangat bermanfaat dalam
mengidentifikasi kecurangan potensial seperti misalnya apabila gaji atau upah
kotor pegawai lebih tinggi dari jumlah yang diperkirakan auditor. Prosedur ini
akan sangat efektif apabila auditor bisa menggunakan pernagkat lunak audit
digeneralisasi, mengelompokkan pegawa berdasar kategori pegawai, dan kemudian
menganalisis gaji atau upah rata-rata per kategori pegawai.
Aktivitas Pengendalian –
Transaksi Penggajian/ Pengupahan
Dopkumen dan catatan
·
Otorisasi
personil
·
Kartu waktu
hadir
·
Catatan waktu
kerja
·
Daftar gaji dan
upah
·
Rekening
bank-gaji & upah
·
Cek gaji/ upah
·
Ikhtisar
distribusi biaya tenaga kerja
·
Formulir pajak
penghasilan karyawan
·
Arsip pegawai
·
File induk data
personil
·
File induk
pendapatan karyawan
Fungsi dan Pengendalian yang Bersangkutan
·
Permulaan transaksi penggajian/
pengupahan meliputi :
o Pengangkatan
karyawan
o Pemberian
otorisasi perubahan gaji/ upah
·
Penerimaan jasa meliputi :
o Pembuatan data
kehadiran dan waktu kerja
·
Pencatatan transaksi penggajian/
pengupahan meliputi :
o Penyiapan dan
pencatatan daftar gaji/ upah
·
Pembayaran gaji/ upah meliputi :
o Pembayaran
gaji/ upah dan mengamankan upah yang belum/ tidak diambil
o Pembeyaran
pajak penghasilan karyawan
Pengujian Substantif saldo-saldo
Penggajian/ Pengupahan
Pengujian substantif saldo-saldo penggajian/ pengupahan
biasanya dilakukan pada tanggal neraca atau mendekati tanggal neraca.
Penentuan Risiko Detektif
Pengujian pengendalian atas efektivitas pengendalian
untuk risiko ini memungkinkan auditor untuk menetapkan tingkat risiko deteksi
pada tingkat rendah, sehingga tingkat risiko deteksi bisa diterima untuk
kebanyakan asersi penggajian/ pengupahan adalah moderat atau tinggi. Akibatnya,
pengujian tersebut seringkali dibatasi hanya dengan menerapkan prosedur
analitis atas rekening-rekening biaya dan utang biaya yang bersangkutan,serta
pengjuian detil terbatas. Apabila prosedur analitis menunjukkan adanya
fluktuasi yang tidak wajar, mak diperlukan pengujian detil lebih banyak.
Perancangan Pengujian Substantif
Program audit yang bisa dipertimbangkan untuk mengaudit
saldo rekening utang gaji/ upah sama dengan apa yang telah diidentifikasi. Namun dalam hal
ini auditor tidak perlu mengkonfirmasi utang gaji/ upah. Uraian tentang pengujian
substantif khusus untuk saldo-saldo penggajian/ pengupahan yang akan dijelaskan
di bawah ini dibatasi hanya prosedur-prosedur berikut :
·
Menghitung
ulang utang-utang yang berkaitan dengan penggajian/ pengupahan
· Mengaudit program kesejahteraan
karyawan dan program pensiun
· Mengaudit opsi saham
·
Melakukan
verifikasi atas kompensasi kepada para pejabat perusahaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar