Bab
5, GAMBARAN UMUM PROSES AUDIT
§
GAMBARAN UMUM PROSES AUDIT
Tujuan
menyeluruh dari suatu audit laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat
apakah laporan keuangan klien telah menyajikan secara wajar, dalam semua hal
yang material sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP).
Tujuh
langkah pokok yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan audit laporan
keuangan adalah :
-
Memperoleh
pemahaman tentang bisnis dan industry
-
Mengidentifikasi
asersi laporan keuangan yang relevan
-
Membuat
keputusan tentang jumlah yang material bagi para pengguna laporan keuangan
-
Membuat
keputusan tentang komponen risiko audit
-
Memperoleh
bukti melalui prosedur audit, termasuk prosedur untuk memahami pengendalian
intern, melaksanakan pengujian pengendalian, dan melaksanakan pengujian
substantive
-
Menetapkan
bagaimana menggunakan bukti untuk mendukung suatu pendapat audit, komunikasi
kepada klien lain, serta jasa bernilai tambah
-
Mengkomunikasikan
temuan-temuan
Agar
dapat mengelola audit tersebut dengan baik, maka auditor harus membagi audit
menjadi audit-audit atas saldo akun utama dan golongan transaksi, dan kemudian
audit atas asersi laporan keuangan untuk setiap saldo akun dan golongan
transaksi. Keputusan-keputusan pendahuluan ini akan membimbing kinerja prosedur
audit untuk mengumpulkan bukti tentang asersi laporan keuangan, dan secara
keseluruhan, kewajaran penyajian laporan keuangan. Audit memiliki nilai karena
dapat memberikan keyakinan yang memadai bagi para pengguna laporan keuangan
bahwa laporan keuangan tersebut bebas dari salah saji yang material.
§
PENGETAHUAN TENTANG BISNIS DAN
INDUSTRI
Auditor
harus memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang bisnis dan
industry klien agar dapat memahami peristiwa-peristiwa, transaksi-transaksi,
dan praktik-praktik yang dapat berpengaruh secara signifikan pada laporan
keuangan.
Mengembangkan Harapan Atas
Laporan Keuangan
Mengembangkan
harapan atas laporan keuangan melibatkan penggunaan pengetahuan tentang kinerja
bisnis untuk mengembangkan harapan atas jumlah yang dilaporkan dalam laporan
keuangan. Banyak auditor yang memberikan keyakinan pada informasi keuangan yang
dilampirkan pada laporan pendaftaran, karena banyak perusahaan berskala kecil
telah menjual sahamnya kepada public. Untuk itu auditor harus terampil
mengenali resiko yang dapat menggagalkan rencana strategis perusahaan. Auditor
juga harus terampil dalam mengenali adanya laporan keuangan yang tidak sesuai
dengan kinerja entitas.
Pengaruh Industri Terhadap Sistem
Informasi
System
informasi yang diperlukan dalam industry jasa perbankan dan keuangan,
konstruksi, dan pengecer yang melayani semua pesanan melalui telepon, sangat
berbeda satu sama lain. Auditor harus memahami implikasi pekerjaan audit
apabila system informasi dan pengendalian intern perusahaan berbeda dari
praktik industry pada umumnya.
Mengevaluasi Kelayakan Estimasi
Akuntansi
Pengetahuan
tentang bisnis dan industry akan membantu auditor dalam mengevaluasi kelayakan
estimasi akuntansi serta representasi manajemen. Akan sangat sulit sekali untuk
mengevaluasi aspek laporan keuangan yang lebih bersifat subjektif ini tanpa
memahami penggerak ekonomi yang mendasari perusahaan.
GAAP Untuk Industri Spesifik
Banyak
industry yang memiliki pedoman akuntansi dan audit yang spesifik, serta
terdapat praktik akuntansi yang lazim lainnya bagi industry tertentu. Para CPA
harus memiliki keahlian dalam memahami prinsip-prinsip akuntansi spesifik yang
berlaku pada bisnis an industry berbeda.
Dasar Untuk Jasa Bernilai Tambah
Pengetahuan
ini juga membuat CPA mampu memberikn bantuan yang bernilai bagi manajemen dan
dewan direksi, misalnya dalam menentukan apakah :
-
Manajemen
telah mengevaluasi risiko bisnis secara benar
-
Manajemen
senantiasa memantau ukuran kinerja secara benar
-
System
informasi klien telah cukup mendukung manajemen
CPA
mengembangkan pengetahuan ini untuk melaksanakan audit, dan klien ingin
mengetahui apa yang diketahui oleh CPA yang akan dapat membantu organisasi
mencapai sasaran-sasarannya dengan lebih baik.
§
ASERSI MANAJEMEN
Tujuan
menyeluruh dari audit laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat apakah
laporan keuangan klien telah menyatakan secara wajar, dalam semua hal yang
material, sesuai dengan GAAP. Laporan keuangan terdiri dari asersi manajemen yang
eksplisit dan implicit. Asersi ini merupakan hal yang penting karena menjadi
pedoman auditor dalam pengumpulan bukti.
Manajemen
membuat dua asersi eksplisit, yaitu (1) piutang usaha tersebut memang ada, (2)
jumlah piutang usaha yang benar setelah dikurangi penyisihan piutang tak
tertagih. Manajemen juga membuat tiga asersi implicit sebagai berikut (1) semua
piutang usaha yang harus dilaporkan telah dilaporkan semuanya, (2)semua piutang
usaha yang dilaporkan tersebut adalah benar milik entitas, (3) semua
pengungkapan yang sesuai berkaitan dengan piutang usaha telah dicantumkan alam
catatan atas laporan keuangan.
Evidential Matter mengakui lima kategori asersi
laporan keuangan :
-
Keberadaan
atau keterjadian
-
Kelengkapan
-
Hak
dan Kewajiban
-
Penilaian
atau alokasi
-
Penyajian
dan pengungkapan
Keberadaan atau keterjadian
Menurut
asersi ini, manajemen juga mengasersi bahwa pendapatan dan beban yang
ditunjukkan dalam laporan laba-rugi, serta arus kas yang ditunjukkan dalam
laporan arus kas, merupakan hasil dari transaksi dan peristiwa yang terjadi
selama periode pelaporan. Perhatian auditor tentang kategori asersi ini
terutama berkaitan dengan lebih saji komponen laporan keuangan sebagai akibat
dicantumkannya item-item yang sebenarnya tidak ada atau pengaruh dari transaksi
yang tidak pernah terjadi.
Kelengkapan
Perhatian
auditor tentang asersi kelengkapan
terutama berkaitan dengan kemungkinan kurang saji komponen laporan keuangan
melalui pengabaian item-item yang benar-benar ada, atau masalah pisah batas
yang mengakibatkan pencatatan transaksi yang tidak tepat pada periode akuntansi
yang salah.
Hak dan Kewajiban
Asersi
ini pada umumnya berkaitan dengan hak kepemilikan dan kewajiban hukum. Dalam
kasus piutang usaha, entitas akan mengasersi bahwa ia memiliki piutang dan
belum menjualnya, dan bahwa tidak ada kewajiban seperti menggadaikan piutang
tersebut sebagai jaminan atas suatu pinjaman yang telah diungkapkan.
Penilaian atau Alokasi
Pelaporan
komponen laporan keuangan dengan jumlah yang semestinya berarti bahwa jumlah
(1) telah ditentukan sesuai GAAP dan (2) telah dicatat dan dihitung secara
cermat.
Ø
Kesesuaian
dengan GAAP
Menentukan
apakah jumlah yang ditetapkan telah sesuai dengan GAAP menunjukkan pengukuran
yang benar atas aktiva, kewajiban, pendapatan, dan beban, yang mencakup semua
hal-hal berikut ini :
- Penerapan prinsip penilaian yang
benar seperti harga perolehan
- Penerapan prinsip penandingan
yang benar
- Kelayakan estimasi akuntansi
manajemen
- Konsistensi dalam penerapan
prinsip akuntansi
Akhirnya,
prinsip-prinsip akuntansi entitas tersebut harus diterapkan secara konsisten
pada seluruh periode, kecuali bila ada perubahan yang dapat dibenarkan.
Ø
Kecermatan
Klerikal dan Perhitungan
Kecermatan
klerikal berkaitan dengan masalah-masalah kecermatan dalam pengisian data rinci
pada dokumen sumber, dalam catatan ayat jurnal, dalam posting ke buku besar,
serta dalam menjaga kesesuaian antara akun pengendali dan buku besar pembantu.
Kecermatan matematis berkaitan dengan masalah-masalah seperti menentukn
penjumlahan aritmatik yang benar pada faktur, jurnal, dan saldo akun, termasuk
kecermatan perhitungan item-item akrual dan penyusutan.
Penyajian dan Pengungkapan
Dalam
laporan keuangan, secara implisit manajemen mengasersi bahwa komponen-komponen
laporan keuangan telah disajikan sebagaimana mestinya berikut pengungkapan yang
mencukupi. Akan terjadi salah saji atas asersi ini apabila piutang dagang
digolongkan sebagai aktiva tidak lancar.
Asersi
ini sangat penting karena dapat digunakan sebagai peta perjalanan untuk proses
pengumpulan bukti tentang kewajaran penyajian laporan keuangan. Asersi laporan
keuangan memungkinkan auditor membagi dan mengatasi tantangan audit dengan cara
berfokus pada masing-masing asersi dalam laporan keuangan. Apabila auditor
telah memiliki bukti yang cukup dan kompeten bagi setiap asersi dalam saldo
akun atau kelompok transaksi yang material, berarti ia telah menyelesaikan
sebagian audit dan melanjutkan pada tugas berikutnya.
§
MATERIALITAS
Bagaimana
konsep materialitas ini dapat mempengaruhi proses audit? Pertama, auditor
membuat pertimbangan awal mengenai materialitas sementara ia merencanakan
perikatan untuk membuat keputusan penting tentang lingkup audit. Materialitas
merupakan konsep penting yang akan menjadi pedoman auditor dalam penetapan lingkup
pekerjaan audit untuk menemukan pengabaian ataupun salah saji yang secara
bersama-sama berpotensi mencapai suatu jumlah yang akan mempengaruhi para
pengguna laporan keuangan. Konsep materialitas ini juga menjadi pedoman auditor
ketika mengevaluasi temuan audit. Setelah para auditor mengumpulkan bukti
audit, mereka harus segera menilai signifikansi temuan audit.
§
RISIKO AUDIT
Audit
tidak menjamin bahwa laporan keuangan telah bebas dari salah saji yang
material, maka terdapat beberapa erajat risiko bahwa laporan keuangan
mengandung salah saji yang tidak terdeteksi oleh auditor.
Komponen Risiko Audit
Factor
resiko yang relevan dengan suatu asersi biasanya berbeda dengan factor risiko
yang relevan dengan asersi lainnya untuk saldo akun atau golongan transaksi
yang sama.
Ø
Risiko
Bawaan
Penilaian
terhadap risiko bawaan meliputi evaluasi factor-faktor yang dapat menyebabkan
salah saji pada suatu asersi. Factor-faktor ekonomi dan persaingan serta
perlunya mencapai target laba yang dilaporkan dapat mendorong manajemen untuk
menggunakan teknik-teknik akutansi untuk meningkatkan laba yang dilaporkan.
Ø
Risiko
Pengendalian
Manajemen
seringkali mengakui adanya risiko salah saji yang melekat pada system
akuntansi, sehingga manajemen berusaha merancang struktur pengendalian intern
untuk mencegah, mendeteksi dan mengoreksi salah saji tersebut secara tepat
waktu.
Ø
Risiko
Deteksi
Para
auditor dapat mengendalikan risiko deteksi dengan menggunakan pertimbangan
profesioanl dalam mengambil keputusan tentang prosedur audit mana yang akan
digunakan, kapan melaksanakan prosedur audit, luasnya prosedur audit, dan siapa
yang harus melaksanakannya.
Hubungan Antara Risiko Audit dan
Bukti
Apabila
risiko bawaan dan risiko pengendalian dapat dikurangi, selanjutnya auditor
dapat merancang suatu rencana audit yang memperbolehkan tingkat risiko deteksi
yang lebih tinggi. Auditor dapat menerima tingkat risiko deteksi yang lebih
tinggi serta membatasi lingkup pelaksanaan pengujian terinci untuk melakukan
verifikasi penilaian asset tetap yang berkaitan dengan biaya perolehan.
Tingkat
subjektivitas yang terlibat dalam asersi ini adalah tinggi. Selanjutnya,
diketahui bahwa klien belum menetapkan system pengendalian intern yang baik
guna me-review aspek-aspek nilai bersih yang dapat direalisasikan untuk
mendasari catatan akuntansi. Auditor juga dapat menugaskan staf auditor yang
memiliki pengalaman dalam industry ini untuk mengaudit asersi tersebut.
Akhirnya, konsep risiko audit dengan fakta bahwa audit dirancang untuk
memberikan keyakinan yang memadai, bukan keyakinan yang absolut bahwa laporan
keuangan bebas dari salah saji yang material.
Model Risiko Audit
Model
risiko audit dapat dinyatakan secara kuantitatif sebagai berikut :
AR
= IR x CR x DR
Dimana
:
AR
= Risiko audit
IR
= Risiko bawaan
CR
= Risiko pengendalian
DR
= Risiko deteksi
Pada
tahap-tahap awal suatu audit, auditor menggunakan konsep asersi audit untuk
mendefinisikan tujuan audit. Keputusan ini memiliki suatu pengaruh yang penting
pada sifat prosedur audit. Auditor juga membuat keputusan awal dalam audit
tentang besarnya salah saji yang secara sendiri-sendiri atau secara
bersama-sama akan menjadi material bagi laporan keuangan.
§
BUKTI AUDIT
Kecukupan Bukti Audit
Factor-faktor
yang mempengaruhi pertimbangan auditor atas kecukupan meliputi :
-
Materialitas
dan risiko
Dalam
mengaudit sebuah perusahaan manufaktur, maka sifat, saat, dan luasnya bukti
audit untuk mendukung tujuan audit atas akun persediaan akan lebih meyakinkan
dibandingkan dengan bukti yang diperlukan untuk tujuan audit atas akun beban
dibayar di muka.
-
Faktor
factor ekonomi
Seorang
auditor seringkali menghadapi keputusan apakah penambahan waktu dan biaya akan
memberikan manfaat yang sepadan berupa perolehan bukti audit yang lebih
meyakinkan. Apabila jumlah dana yang iperiksa ternyata sesuai dengan jumlah
yang dicatat, selanjutnya auditor dapat mengandalkan perhitungan dana pada dua
puluh dana kas kecil selebihnya pada auditor internal klien.
-
Ukuran
dan Karakteristik Populasi
Ukuran
populasi akuntansi mendasari banyak item laporan keuangan yang digunakan dalam
penarikan sampel yang diperlukan untuk pengumpulan bukti audit. Secara umum,
semakin besar populasinya akan semakin besar pula jumlah bukti yang diperlukan
untuk memperoleh dasar yang memadai guna menarik kesimpulan tentang hal itu.
Kompetensi Bukti Audit
Kompetensi
bukti audit yang mendasari data akuntansi maupun informasi penguat tercantum
dalam aspek standar ketiga pekerjaan lapangan. Kompetensi informasi penguat
bergantung pada banyak factor. Pertimbangan yang telah diterapkan secara luas
dalam auditing adalah :
- Relevansi
Relevansi
berarti bahan bukti harus berkaitan dengan tujuan audit yang telah ditetapkan
auditor. Namun, bukti tersebut tidak akan relevan untuk tujuan audit yang lain,
seperti menentukan kepemilikan atau untuk menilai biaya. Auditor harus
mewaspadai hubungan antara bukti audit dengan tujuan audit, termasuk bagaimana
bukti audit tersebut menguraikan substansi ekonomi yang mendasari asersi.
- Sumber
Anggapan
tentang pengaruh sumber informasi terhadap kompetensi atau keandalan bahan
bukti sebagai berikut :
·
Apabila
bukti dapat diperoleh dari sumber independensi I luar entitas, maka bukti itu
akan memberikan keyakinan yang lebih besar atas reliabilitas atau keandalan
dibandingkan dnegan informasi yang hanya diperoleh dalam entitas itu sendiri.
·
Semakin
efektif struktur pengendalian intern akan semakin memberikan keyakinan tentang
reliabilitas data akuntansi dan laporan keuangan
·
Pengetahuan
yang diperoleh secara langsung oleh seorang auditor melalui pemeriksaan fisik,
pengamatan, perhitungan, dan inspeksi akan semakin meyakinkan dibandingkan
informasi yang diperoleh secara tidak langsung
- Ketepatan Waktu
Ketepatan waktu suatu bukti audit
sangat pentng khususnya dalam verifikasi aktiva lancar, kewajiban lancar, saldo
laporan laba-rugi terkait, dan arus kas. Begitu pula bukti yang diperoleh dari
perhitungan fisik pada tanggal neraca akan memberikn bukti audit yang lebih
dapat diandalkan tentang jumlah yang tersedia pada tanggal tersebut
dibandingkan dengan perhitungan yang dilakukan pada tanggal lainnya
-
Objektivitas
Dalam menghadapi bukti audit yang
bersifat subjektif ini, auditor harus (1) memahami substansi ekonomi dari
proses yang menjadi subjek estimasi, (2) mempertimbangkan ketepatan estimasi
akuntansi yang dilakukan di masa yang lalu, (3) mengevaluasi kelayakan estimasi
transaksi yang terjadi setelah tanggal akhir tahun buku.
Pengklasifikasian
Prosedur Audit
Prosedur audit biasanya diklasifikasikan menurut
tujuan audit dalam kategori sebagai berikut :
- Prosedur untuk Memperoleh
Pemahaman
Beberapa prosedur berfokus pada
pemahaman tentang factor-faktor persaingan yang penting atau pemahaman
karakteristik pemain utama dalam industry tersebut. Untuk memperoleh pemahaman
tersebut, auditor dapat membaca publikasi perdagangan serta artikel-artikel
tentang bisnis dan industry, melakukan pengamatan selama kunjungan pada
fasilitas klien, atau meminta keterangan dalam acara Tanya jawab dengan
manajemen dan pekerja.
Dalam melaksanakan
prosedur-prosedur ini, auditor harus menekankan perhatian terutama pada
mekanisme kerja yang ada dalam rancangan struktur pengendalian intern tersebut.
Prosedur untuk memperoleh pemahaman atas struktur pengendalian intern sangat
diperlukan dalam setiap audit laporan keuangan.
- Pengujian Pengendalian
Dilakukan untuk memperoleh bukti
audit tentang efektivitas rancangan dan operasi kebijakan dan prosedur struktur
pengendalian intern. Auditor dapat menguji efektivitas pengendalian dengan cara
memasukkan data uji yang mengandung kesalahan pada total batch dan mengamati
apa yang terjadi dengan data uji tersebut. Kinerja pengujian pengendalian tidak
diharuskan dalam audit laporan keuangan. Namun, hal itu dilaksanakan dalam
banyak audit dengan populasi yang besar karena alas an efektivitas biaya.
- Pengujian Substantif
Pengujian ini memberikan bukti
tentang kelayakan asersi laporan keuangan klien. Prosedur analitis meliputi
penggunaan perbandingan untuk menilai kewajaran. Pengujian terinci atas
transaksi meliputi pemeriksaan dokumen mendukung dari setiap satuan transaksi
yang dibukukan pada sebuah akun tertentu. Sedangkan, pengujian terinci atas
saldo meliputi pemeriksaan dokumen pendukung untuk saldo akhir secara langsung.
Mengevaluasi Bukti
Audit yang Diperoleh
Ketiga kategori prosedur tersebut harus memungkinkan
auditor memperoleh bukti audit yang diperlukan untuk memenuhi standar ketiga
pekerjaan lapangan. Menurut standar ketiga pekerjaan lapangan, auditor tidak
diharapkan atau tidak diharuskan memiliki dasar yang absolute, pasti, atau
berjaminan atas pendapat yang diberikan. Untuk memiliki dasar yang memadai bagi
pemberian pendapat, seorang auditor memerlukan bukti audit yang lebih
meyakinkan (yaitu berupa consensus atau mayoritas) bagi setiap asersi laporan
keuangan yang material.
§ PERTIMBANGAN
JASA BERNILAI TAMBAH
Agar dapat melaksanakan audit laporan keuangan
secara efektif, seorang CPA harus mampu :
·
Menerapkan
peraturan etika pada profesi
·
Memahami
sasaran dan tujuan entitas dan menentukan tingkat pencapaian sasaran dan tujuan
·
Memahami
alur transaksi dan system informasi klien, serta mengantisipasi bagaimana
keseluruhan transaksi akan mempengaruhi entitas
·
Memahami
struktur pengendalian intern perusahaan dan mengevaluasi bagaimana tingkat
manfaat yang dapat diberikan pada perusahaan
·
Menilai
risiko, memverifikasi asersi manajemen, dan mendokumentasikan kesimpulan audit
·
Mengevaluasi
aru kas, profitabilitas, likuiditas, solvensi, siklus operasi, serta kinerja
klien dalam lingkungan industry secara relative terhadap para pesaingnya
Tolak ukur kinerja
perusahaan dan pengukuran kinerja
Biasanya auditor memiliki akses ke statistic dan
informasi industry tentang kinerja perusahaan terbaik dalam suatu industry.
Para CPA juga yang dapat menggunakan pengetahuannya tentang factor kompetitif
yang penting untuk memastikan bahwa system informasi perusahaan memberikan
focus bagi manajemen perusahaan tentang masalah-masalah manajemen bisnis yang
penting.
Perencanaan Bisnis
CPA seringkali membantu manajemen dengan cara
melakukan review rencana bisnis dan memberikan saran tentang bagamana rencana
bisnis dapat ditingkatkan.
Pengukuran Risiko
Merupakan jasa bernilai tambah yang penting dimana
auditor sering memiliki pengetahuan khusus tentang industry. Setelah
risiko-risiko bisnis yang penting dapat diidentifikasi, selanjutnya perusahaan
dapat menggolongkan risiko-risiko tersebut menjadi risiko yang memiliki
kemungkinan besar atau kecil untuk terjadi serta risiko-risiko yang berdampak
besar atau kecil yang dapat menghalangi manajemen mencapai apa yang telah
direncanakan.
Penilaian Bisnis
Penilaian bisnis dan upaya membantu manajemen
memahami factor-faktor kunci yang dapat mendorong nilai perusahaan merupakan
jasa bernilai tambah yang penting. Kombinasi dari tiga metode yaitu : (1) nilai
pasar dari aktiva bersih, (2) arus kas yang di diskontokan, (3) harga laba
berganda.
§ MENGKOMUNIKASIKAN
TEMUAN-TEMUAN
Komunikasi temuan-temuan audit dapat dibagi menjadi
tiga kategori, yaitu :
- Laporan auditor atas laporan
keuangan
Standar pelaporan keempat dari
standar auditing yang berlaku umum (GAAS) menyatakan bahwa auditor akan
menerbitkan sebuah laporan yang memuat pernyataan pendapat tentang laporan
keuangan secara menyeluruh, atau menyatakan bahwa tidak dapat memberikan
pendapat atas laporan keuangan.
- Komunikasi lain yang diperlukan
Di samping menerbitkan laporan
atas laporan keuangan, standar professional mengharuskan auditor membahas
masalah-masalah tertentu dengan komite audit, atau dengan orang-orang dari
tingkat wewenang dan tanggung jawab. Masalah-masalah tersebut meliputi
pembahasan tentang :
Ø Pengendalian intern
Ø Kebijakan akuntansi yang
signifikan
Ø Pertimbangan manajemen dan
estimasi akuntansi
Ø Penyesuaian audit yang signifikan
Ø Informasi lain yang dimuat dalam
laporan keuangan yang telah diaudit
Ø Perbedaan pendapat dengan manajemen
Ø Konsultasi dengan akuntan lain
Ø Kesulitan yang dihadapi dalam
pelaksanaan audit
- Komunikasi temuan temuan lain
Para CPA biasanya menggunakan surat perikatan untuk
menguraikan lingkup jasa dan perjanjian imbalan. Laporan-laporan ini dapat
bervariasi secara signifikan bergantung pada sifat perikatan, namun biasanya
memuat sebuah uraian tentang (1) lingkup pekerjaan yang dilaksanakan, (2)
temuan-temuan, dan (3) kesimpulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar