Bab
6. Bukti audit, Tujuan audit, Program audit, dan Kertas Kerja
Auditor harus memperoleh bahan
bukti audit yang cukup dan kompeten sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan
pendapat. Pilihan akan bukti audit di pengaruhi oleh :
Ø
Pemahaman
auditor atas bisnis dan industry klien
Ø
Perbandingan
antara harapan auditor atas laporan keuangan dengan buku dan catatan klien
Ø
Keputusan
tentang asersi yang material bagi laporan keuangan
Ø
Keputusan
tentang risiko bawaan dan risiko pengendalian
§
AUDIT TOP-DOWN Vs. BOTTOM-UP
Bukti
audit top-down berfokus pada upaya
auditor dalam memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industry, sasaran dan
tujuan manajemen, bagaimana manajemen menggunakan sumber dayanya untuk mencapai
sasaran, keunggulan kompetitif organisasi di pasaran, proses bisnis inti, serta
laba dan arus kas yang dihasilkan.
Bukti
audit bottom-up berfokus pada
pengujian secara langsung atas transaksi, saldo akun, serta system yang
mencatat transaksi tersebut yang pada akhirnya menghasilkan saldo akun.
Meliputi beberapa bentuk penarikan sampel terinci yang mendukung saldo akun dan
mengevaluasi kewajaran penyajian dari setiap rincian yang terakumulasi dalam
laporan keuangan.
§
KEPUTUSAN PENTING TENTANG BUKTI
AUDIT
Ketika
merencanakan audit, auditor harus membuat empat keputusan penting tentang
lingkup dan pelaksanaan audit. Keputusan tersebut meliputi :
- Sifat
pengujian audit
Mengacu
pada sifat dan efektivitas pengujian audit yang akan dilaksanakan. Auditor juga
harus mempertimbangkan biaya relative serta efektivitas prosedur dalam
kaitannya dengan tujuan audit yang spesifik tadi.
- Saat
pengujian audit
Mengacu
pada kapan auditor akan melaksanakan pengujian audit serta menarik kesimpulan
audit. Banyak perencanaan audit, yang meliputi upaya memperoleh pemahaman
tentang pengendalian internal, mengukur risiko pengendalian, dan penerapan
pengujian substantive atas transaksi, dapat dilaksanakan sebelum tanggal
neraca. Suatu keputusan penting dimana prosedur audit akan digunakan melibatkan
pengambilan keputusan tentang konfirmasi piutang usaha pada tanggal sebelum
akhir tahun buku.
- Luas
pengujian audit
Luas
prosedur audit berkaitan dengan keputusan auditor tentang berapa banyak bukti
audit yang harus diperoleh. Ukuran sampel untuk pengujian audit tertentu merupakan
masalah pertimbangan professional.
- Penetapan
staff audit
Menyatakan
bahwa auditor harus ditugaskan pada tugas-tugas yang telah ditetapkan dan
disupervisi sesuai dengan tingkat pengetahuan, keterampilan, dan kemampuannya
sehingga mereka dapat mengevaluasi bukti audit yang sedang di periksa.
Penugasan yang secara relative lebih jelas, seperti memperoleh pemahaman
tentang pengendalian intern, melakukan konfirmasi piutang usaha, pengujian
transaksi, atau pengujian penerapan GAAP, dapat diberikan kepada personel yang
masih baru dengan memperoleh supervise yang baik.
§
TUJUAN AUDIT SPESIFIK DAN BUKTI
AUDIT
Lima
asersi manajemen yang digariskan dalam standar auditing yang berlaku umum
(GAAS) adalah sebagai berikut :
·
Keberadaan
dan keterjadian
·
Kelengkapan
·
Hak
dan kewajiban
·
Penilaian
atau alokasi
·
Penyajian
dan pengungkapan
Auditor
mengidentifikasi tujuan audit spesifik berdasarkan asersi manajemen dalam
laporan keuangan karena setiap tujuan audit memerlukan bukti audit yang berbeda
pula. Tujuan audit dikembangkan pula untuk (1) transaksi relevan yang
mempengaruhi piutang usaha, dan (2) aspek penting pada saldo akun piutang usaha
sebagaimana dilaporkan pada tanggal neraca.
Tujuan Audit Untuk Keberadaan dan
Keterjadian
Berkaitan
dengan masalah keberadaan dan keterjadian biasanya auditor akan memastikan
hal-hal sebagai berikut :
- Validitas/pisah
batas : semua
transaksi tercatat benar telah terjadi selama periode akuntansi
- Validitas : semua aktiva, kewajiban,
ekuitas adalah valid dan telah dicatat sebagaimana mestinya dalam neraca.
Tiga
alur transaksi utama, yaitu: penjualan kredit, penagihan, dan penyesuaian
penjualan.
Tujuan Audit Untuk Kelengkapan
Auditor
biasanya akan memastikan hal-hal berikut ini :
-
Kelengkapan/pisah batas : semua transaksi yang terjadi
dalam periode itu telah dicatat
-
Kelengkapan : semua saldo yang tercantum
dalam neraca meliputi semua aktiva, kewajiban, ekuitas sebagaimana mestinya.
Tujuan Audit Untuk
Penilaian atau Alokasi
Auditor akan memastikan hal-hal berikut ini :
- Penerapan
GAAP, bahwa saldo
telah dinilai untuk mencerminkan penerapan GAAP dalam hal penilaian kotor dan
alokasi jumlah tertentu antarperiode
- Pembukuan
dan pengikhtisaran,
transaksi telah dibukukan dan diikhtisarkan dalam jurnal dan buku besar
- Nilai
bersih yang dapat direalisasikan,
saldo-saldo telah dinilai pada nilai bersih yang dapat direalisasikan
Auditor akan menggunakan pengetahuannya tentang
GAAP, pengetahuan tentang volume kegiatan dalam bisnis, dan pemeriksaan bukti
yang mendukung transaksi penjualan untuk menilai kelayakan penjualan menurut
nilai kotornya.
Tujuan Audit Untuk
Penyajian dan Pengungkapan
Auditor akan memastikan hal-hal sebagai berikut ini
:
- Pengklasifikasian, transaksi dan saldo telah
diklasifikasikan dalam laporan keuangan
- Pengungkapan, semua pengungkapan yang
dipersyaratkan oleh GAAP telah tercantum dalam laporan keuangan
Tujuan audit akan membantu auditor dalam
merencanakan bukti audit yang diperlukan. Dalam melaksanakan audit, auditor
menerapkan prosedur audit untuk memperoleh bukti berkenaan dengan setiap tujuan
spesifik.
§ BUKTI
AUDIT, INFORMASI PENGUAT, DAN PROSEDUR AUDIT
Materialitas dan risiko, factor-faktor ekonomi,
serta ukuran dan karakteristik populasi mempengaruhi pertimbangan auditor
tentang kecukupan bukti audit. Sedangkan factor-faktor yang dapat mempengaruhi
pertimbangan auditor tentang kompetensi bukti audit aalah relevansi, sumber,
ketepatan waktu, dan objektivitas.
Data akuntansi dan
Informasi penguat
Bukti audit yang mendukung laporan keuangan terdiri
dari (1) data akuntansi yang mendasari, dan (2) informasi penguat yang tersedia
bagi auditor. Auditor harus merancang suatu prosedur audit untuk memperoleh
bukti penguat guna mendukung data akuntansi yang mendasari tersebut. Bukti
documenter telah digunakan secara luas dalam auditing dan dapat dikaitkan
dengan setiap tujuan audit spesifik, tergantung pada situasi yang ada.
Prosedur Audit
Adalah metode atau teknik yang digunakan oleh para
auditor untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti yang mencukupi dan
kompeten. Auditor akan mempertimbangkan bagaimana setiap prosedur ini akan
digunakan ketika merencanakan audit dan mengembangkan program audit. Sepuluh
jenis prosedur audit yang akan dibahas kemudian :
· Prosedur
analisis,
terdiri dari penelitian dan perbandingan hubungan diantara data. Analisis
regresi ini dapat melibatkan penggunaan data nonkeuangan maupun data keuangan.
· Inspeksi, meliputi pemeriksaan rinci
terhadap dokumen dan catatan, serta pemeriksaan sumberdaya berwujud. Auditor
seringkali mempertimbangkan implikasi bukti dalam konteks pemahaman
factor-faktor ekonomi dan persaingan entitas. Dengan demikian, auditor dapat
menilai keaslian dokumen atau mungkin dapat mendeteksi keberadaan perubahan
atau item-item yang dipertanyakan. Inspeksi juga memberikan cara untuk
mengevaluasi bukti fisik.
· Konfirmasi, adalah bentuk permintaan
keuangan yang memungkinkan auditor memperoleh informasi secara langsung dari
sumber independen di luar organisasi klien. Menyediakan bukti bottom-up penting
dan digunakan dalam auditing karena bukti tersebut biasanya objektif dan
berasal dari sumber yang independen.
· Permintaan
keterangan,
meliputi permintaan keterangan secara lisan atau tertulis oleh auditor. Auditor
juga dapat langsung meminta keterangan pada pihak ekstern, seperti keterangan
langsung kepada penasihat hukum klien tentang kemungkinan hasil litigasi.
· Penghitungan, dua aplikasi paling umum dari
penghitungan (1) penghitungan fisik sumberdaya berwujud, (2) akuntansi seluruh
dokumen dengan nomor urut yang telah dicetak. Teknik penghitungan ini menyediakan
bukti audit bottom-up, namun auditor seringkali terdorong untuk memperoleh
bukti top-down terlebih dahulu guna mendapatkan konteks ekonomi dari prosedur
penghitungan.
· Penelusuran, arah engujian prosedur ini
berawal dari dokumen menuju catatan akuntansi, sehingga menelusuri kemabali
asal usul aliran data melalui system akuntansi.
· Pemeriksaan
bukti pendukung,
meliputi (1) pemilihan ayat jurnal dalam catatan akuntansi, (2) mendapatkan
serta memeriksa dokumentasi yang digunakan sebagai dasar ayat jurnal tersebut
untuk menentukan validitas dan ketelitian pencatatan akuntansi.
· Pengamatan, kegiatan apat berupa pemrosesan
rutin jenis transaksi tertentu seperti penerimaan kasm untuk melihat apakah
para pekerja sedang melaksanakan tugas yang diberikan sesuai dengan kebijakan
dan prosedur perusahaan.
· Pelaksanaan
ulang, auditor
juga dapat melaksanakan ulang beberapa aspek pemrosesan transaksi tertentu
untuk menentukan bahwa pemrosesan awal telah sesuai dengan pengendalian intern
yang telah dirumuskan.
· Teknik
audit berbantuan computer,
auditor dapat menggunakan perangkat lunak computer untuk melakukan hal-hal
sebagai berikut:
-
melaksanakan
penghitungan dan perbandingan yang digunakan dalam prosedur analisis,
-
memilih
sampel piutang usaha untuk konfirmasi,
-
mencari
sebuah file dalam computer untuk menentukan bahwa semua dokumen yang berurutan
telah dipertanggung jawabkan,
-
membandingkan
elemen data dalam file berbeda,
-
memasukkan data uji dalam program klien,
-
melaksanakan
ulang berbagai penghitungan
Hubungan antara prosedur
audit, jenis bukti audit, dan asersi
Dalam situasi nyata, bagaimana prosedur tersebut
dilaksanakan dapat mempengaruhi jumlah asersi yang berkaitan dengan bukti
audit.
§ PEMROSESAN
DATA ELEKTRONIK DAN PROSEDUR AUDIT
Pemrosesan data elektronik memiliki implikasi yang
penting bagi pengumpulan bukti audit. Dalam EDI (Electronic Data Interchange) entitas dan pelanggannya atau pemasok
menggunakan jaringan komunikasi untuk melaksanakan transaksi bisnis secara
elektronik. Dalam image processing system,
dokumen yang ada di- scanning dan diubah menjadi bentuk elektronik agar dapat
disimpan dan digunakan sebagai bahan referensi, dan dokumen sumber tidak dapat
dipakai setelah perubahan tersebut.
Pengaruh atas saldo
akun dan golongan transaksi yang material
Auditor harus mempertimbangkan implikasi pemrosesan
data elektronik atas saldo dan golongan transaksi yang material. Namun,
penggunaan program computer yang serupa oleh perusahaan perangkat lunak
computer yang hanya memiliki sedikit aktiva tetap, tidak akan memberi pengaruh
audit yang signifikan.
Pengaruh terhadap
sifat pengujian audit
Auditor dapat mempertimbangkan penggunaan teknik
audit berbantuan computer untuk menilai secara langsung dan menguji
catatan-catatan yang disajikan dalam bentuk elektronik saja. Pengendalian
berkaitan dengan pengesahan, pengiriman, dan penerimaan informasi melalui
faximile tersebut harus tetap dipertimbangkan dalam menilai keandalan atau
reabilitas bukti.
Pengaruh terhadap
saat pengujian audit
Apabila dianggap untuk memeriksa keaslian bukti
documenter, maka auditor harus merencanakan saat pengujian yang konsisten
dengan keberadaan bukti documenter yang tepat.
Pengaruh terhadap
luas pengujian audit
Auditor juga dapat menggunakan computer untuk
membagi-bagi populasi persediaan dan melakukan pengujian harga yang ekstensif
atas persediaan dimana harganya diubah sampai 10% dari harga tahun sebelumnya,
atau pengujian harga minimal yang serupa dengan harga tahun sebelumnya.
Pengaruh terhadap
penetapan staf audit
Lingkungan audit tanpa kertas sedang menjadi
kenyataan. Dewasa ini, para auditor sedang membicarakan tentang bagaimana
memberikan keyakinan real-time atas laporan keuangan.
§ PROGRAM
AUDIT
Program audit tersebut menyatakan bahwa prosedur
audit yang diyakini oleh auditor merupakan hal yang penting untuk mencapai
tujuan audit. Jenis pengujian yang termasuk dalam program audit sebagai berikut
:
Ø Prosedur
analitis,
meneliti hubungan yang dapat diterima antara data keuangan dan non keuangan
untuk mengembangkan harapan atas saldo laporan keuangan
Ø Prosedur
awal, meliputi
prosedur untuk memperoleh pemahaman atas (1) fktor persaingan bisnis dan
industry klien, (2) struktur pengendalian internnya.
Ø Pengujian
estimasi akuntansi,
biasanya meliputi pengujian substantive atas saldo.
Ø Pengujian
pengendalian,pengujian
pengendalian intern yang ditetapkan oleh strategi audit dari auditor
Ø Pengujian
transaksi,
pengujian substantive yang terutama meliputi tracing atau vouching transaksi
berdasarkan bukti documenter yang mendasari
Ø Pengujian
saldo, berfokus
pada perolehan bukti secara langsung tentang saldo akun serta item-item yang
membentuk saldo tersebut
Ø Pengujian
penyajian dan pengungkapan,
mengevaluasi penyajian secara wajar semua pengungkapan yang dipersyaratkan oleh
GAAP
Maksud suatu program audit adalah untuk mengatur
secara sistematis prosedur audit yang akan dilaksanakan selama audit
berlangsung. Auditor mempertimbangkan bauran dari prosedur audit yang secara
ekonomis dapat memberikan auditor keyakinan yang memadai tentang tujuan audit,
dan akhirnya tentang laporan keuangan secara keseluruhan. Selama audit
berlangsung, perubahan kondisi yang terjadi dapat menyebabkan perlunya
modifikasi prosedur audit yang telah direncanakan.
§ KERTAS
KERJA
Kertas kerja sebagai catatan yang disimpan oleh
auditor tentang prosedur audit yang diterapkan. Kertas kerja memberikan :
-
Dukungan
utama bagi laporan audit
-
Cara
untuk melakukan koordinasi dan supervise audit
-
Bukti
bahwa audit dilaksanakan sesuai dengan GAAS
Jenis kertas kerja
1. Kertas
kerja neraca saldo.
Merupakan kertas kerja yang paling penting di dalam audit, karena: menjadi mata
rantai penghubung antara akun buku besar klien dan item-item yang dilaporkan
dalam laporan keuangan, memberikan dasar untuk pengendalian seluruh kertas
kerja individual, mengidentifikasi kertas kerja spesifik yang memuat bukti
audit bagi setiap item laporan keuangan.
2. Skedul
dan Analisis.
Digunakan secara bergantian untuk menggambarkan setiap kertas kerja neraca
saldo. Apabila beberapa akun buku besar digabungkan untuk tujuan pelaporan, maka
harus disusun sebuah skedul kelompok/skedul utama. Setiap skedul seringkali
menunjukan komposisi saldo akun pada tanggal neraca.
3. Memoranda
audit dan informasi penguat. Merujuk
pada data tertulis yang disusun oleh auditor dalam bentuk naratif. Pelaksanaan
prosedur audit yang melewati (1) lingkup pekerjaan, (2) temuan-temuan, (3)
kesimpulan audit. Auditor juga dapat menyusun memoranda auit untuk
mendokumentasikan informasi penguat sebagai berikut :
-
Salinan
risalah rapat dewan direksi
-
Representasi
tertulis dari manajemen dan para pakar yang berasal dari luar organisasi
-
Salinan
kontrak penting
4.
Ayat jurnal penyesuaian dan
jurnal reklasifikasi.
Ayat jurnal penyesuaian merupakan koreksi atas kesalahan klien sebagai akibat
pengabaian atau salah penerapan GAAP. Ayat jurnal reklasifikasi berkaitan
dengan penyajian laporan keuangan yang benar dengan saldo akun yang sesuai.
Meskipun klien tidak harus mencatat ayat jurnal reklasifikasi dalam pembukuan,
namun untuk keperluan pelaporan, ayat jurnal tersebut perlu dimasukkan dalam
kertas kerja neraca saldo dimana piutang usaha didebit untuk mengurangi uang
muka pelanggan dan akun uang muka dari pelanggan.
Menyusun
kertas kerja
Teknik-teknik dasar yang harus
diperhatikan untuk menyusun kertas kerja yang baik adalah sebagai berikut :
-
Judul (heading)
-
Nomor indeks (index number)
-
Referensi silang
(cros-referencing)
-
Tanda koreksi (tick marks)
-
Tanda tangan dan tanggal
(signatures and dates)
Me-review kertas kerja
Review tingkat pertama dilakukan oleh
supervisor dari penyusun, seperti atasan atau manajernya. Review dilakukan apabila pekerjaan pada segmen tertentu dalam suatu
audit telah diselesaikan. Review
lainnya dilakukan atas kertas kerja apabila pekerjaan lapangan telah
diselesaikan semuanya.
Pengarsipan kertas
kerja
Diarsipkan menurut dua kategori, yaitu: (1) file
permanen, dan (2) file tahun berjalan. File permanen memuat data yang
diharapkan tetap bermanfaat bagi auditor dalam banyak perikatan dengan klien di
masa datang. File tahun berjalan memuat informasi penguat yang berkenaan dengan
pelaksanaan program audit tahun berjalan saja. Item-item yang dijumpai dalam
berkas permanen ialah:
Ø Salinan anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga klien
Ø Bagan akun dan manual atau
pedoman prosedur
Ø Struktur organisasi
Ø Tata letak pabrik, proses
produksi, dan produk-produk utama
Ø Ketentuan dalam modal saham dan
penerbitan obligasi
Ø Salinan kontak jangka panjang
Ø Skedul amortisasi kewajiban
jangka panjang serta penyusutan aktiva pabrik
Ø Ikhtisar prinsip-prinsip
akuntansi yang digunakan oleh klien
Kepemilikan dan
penyimpanan kertas kerja
Hak kepemilikan oleh kantor akuntan tersebut masih
tunduk pada pembatasan-pembatasan yang diatur dalam kode etik profesi auditor
itu sendiri. Penyimpanan kertas kerja terletak pada tangan auditor, dimana ia
bertanggung jawab untuk menyimpannya dengan aman. Kertas kerja yang tergolong
sebagai file tahun berjalan akan disimpan selama file tersebut diperlukan oleh
auditor untuk melayani klien atau diperlukan untuk memenuhi persyaratan hukum
sebagai retensi catatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar